S a S

| You have been good to me | You have been gracious | You have been faithful | I have been given so much I can't even | Still I believe there is more | I open my hands to receive all that Your love has in store | Father, I know there is more | Power to heal and restore | Miracles wonders blessings unnumbered | Love never-ending | Love overflowing | You are bestowing, day after day after day |
♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥ ♥ ♥ ♫ ♪ ♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ † L♥ve Inside † ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫ ♪ ♫ ♥ ♥ ♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫

Rabu, 09 September 2009

Essay Go Field

APPRENTICE

Perjalanan panjang nan singkat telah kulalui. Cerita indah yang sunyi telah kuisi. Mencari peran di tengah umbaran, berjalan pelan di saat bimbang, mengukir kisah di antara warna, memancang rasa dalam suasana, inilah dia yang terjadi. Pengalaman yang sukar dan penderitaan adalah bagian hidup sebagai manusia, di samping hal-hal yang menyenangkan dan menggairahkan.
Setiap kali liburan panjang, seperti perjalanan peternak bebek musiman pasca panen, demikian halnya seperti liburan-liburan sebelumnya, aku meninggalkan hiruk-pikuk studi untuk mencari ketenangan dan kesenangan dengan berwisata, melakukan ekspedisi, berkarya seni, magang, atau kursus keahlian. Di kost-an, aku sebagai calon mahasiswa musim liburan merencanakan kegiatan: mencari informasi, melihat pengumuman, mengkalkulasi biaya, dan mencatat agenda. Perlu waktu dan persiapan khusus (pembekalan) untuk memutuskan dan melakukan apa.
Dalam banyaknya rencana mengisi liburan, Tuhan memutuskanku untuk hadir pada pertemuan pembekalan IPB Go Field 2009. Melelahkan, namun memberi kepuasan tersendiri bagiku. Hidupku ada dalam rencana-Nya. Saat aku tidak mengerti dan Dia tidak memberitahukannya kepadaku, aku memilih percaya. Percaya itu adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Saat keyakinan dalam nurani kita itu nyata, kesudahan pilihan ada di tangan, kaki telah berjalan, tanggung jawab harus diemban. Akhirnya, liburan panjang kali ini aku mengikuti program magang kampus, IPB Go Field 2009. Hal ini menjadi bukti yang paling baik bahwa setiap kita berhak menjadi pionir dalam kegiatan yang bernada positif dan tidak lagi hanya sebagai follower. Mahasiswa bukanlah anak kambing yang baru lahir.
Memasuki babak baru kehidupan liburan, subuh memberi pikiran yang fresh untuk mengawali satu langkah. Perjalanan jauh dan lama, memakan waktu kurang lebih enam jam termasuk kesasar dan jalan yang lumayan ternganga-nganga, tidak menyurutkan niat kami. Tiba di lokasi, hawa asing yang sangat kental perbedaannya mengusik hati untuk melihat masyarakat kampung tersebut dengan seksama, lebih jauh dan lebih dalam lagi (seperti kata The Master of Mentalis-nya Indonesia). Terasa panasnya entah itu cuaca, entah itu iklim, yang membuat kami ingin berbalik haluan keputusan. Namun, bagi kita manusia tidak ada jalan untuk menjadi orang yang berbudi dan berbudaya selain jalan berolah pikir dan berolah rasa. Liburan sebulan lebih harus dapat dinikmati dengan sehemat-hematnya. Warga kampung menyambut kehadiran kami dengan penuh kehangatan, terlihat setelah kami ada 3 x 24 jam.
Liburan sekaligus magang berjalan. Selama musim panen, kampung itu mempromosikan Tarling (Gitar Seruling) atau lebih terkenal dengan hiburan musik asli Indonesia lewat hajatan. Dari hari ke hari, ada saja yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagiku. Tidak mengherankan kalau kami juga menjadi orang yang sangat sibuk, sibuk tidak tahu apa yang harus dikerjakan, apalagi begitu ditinggalkan oleh supervisior kami. Mulai pembekalan sampai hari ketiga di lokasi, dalam pikiran kami, kami masih juga belum mendapat abstrak dari kegiatan. Setelah melewati rangkaian jam hidup, samar-samar mulai terlihat abstrak itu lewat meeting yang sering kami lakukan.
Kehausan kami akan kebutuhan itu disebabkan hasrat bersama yang ingin berbuat lebih banyak. Awalnya, rapat perdana terasa hambar dan sedikit panas. Aku sebagai sekretaris terpilih masih merasa canggung dengan suasana rapat. Aku memilih lebih banyak diam. Kemunculan ide di sana-sini menjadi pertimbangan kami untuk program hari-hari ke depan. Rapat perdana membahas identifikasi/analisis sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) beserta solusi dan ancamannya. Hal ini sangat aplikatif sekali mengingat kami semua pernah mendapatkan disiplin ilmu komunikasi pengembangan masyarakat. Siapa saja dari kami berhak untuk menyampaikan suaranya pada pertemuan. Selain untuk membiasakan diri komunikatif di depan orang banyak, aku juga merasa ini salah satu ajang untuk menuangkan gagasan sekaligus “berkenalan”.
IPB belum matang, tapi kita siap tempur, bukan siap pakai. Adapun yang kami perbincangkan adalah mengenai potensi dan mengelolanya. Tanggal 13 Juli 2009 mulailah rapat perdana. Kami merancang untuk membuat identifikasi/anlisis: SDA, SDM, solusi, dan ancaman. Membuat wacana dengan masyarakat, bahwa kedatangan adalah dalam rangka menitikberatkan apa yang dipunyai fokus pada fisik, untuk masyarakat dan pilot project yang dikerjakan. Tak lupa, demi kewaspadaan sebagai pendatang baru, kami memilih preman kamar. Ilmu/aplikasi baru kami munculkan dan dengan keyakinan penuh, kami pesimis juga untuk mungkin melaksanakannya. Misalnya: pemanfaatan sekam/kayu sebagai briket dan pengolahan mangga.
Pagi hari, kami tim bertiga puluh orang, awalnya, harus mengikuti go field harfiah. Kebun mangga sejauh kurang lebih 45 menit perjalanan bagi seorang pejalan kaki membuat kami tertantang sekaligus senang karena nuansa alam yang masih sangat asri. Belum sampai kami sungguh-sungguh menyadari atau mengetahui betul rute ke sana, kami harus sudah nyasar. Bahkan, pemandangan yang tidak umum sering kami temui karena di mana-mana mata ini sering menangkap hal baru. Dengan berpatokan pada kincir angin buatan pemilik kebun mangga sepuluh hektar, yang juga sebagai “majikan” kami, akhirnya kami pun tiba. Tidak lebih dari delapan jam setiap harinya, kecuali hari Minggu atau hari libur atau hari yang diliburkan, kami berada di tempat penuh inspirasi itu.
Hari kedua pengamatan mulai dilakukan beserta analisis masalah pada hari kelima dengan membentuk kelompok terspesialisasi disiplin ilmu. Dari hasil briefing hari sebelumnya, didapat tugas: desain kandang, pabrik pakan, Rumah Potong Ayam (RPA), dan gudang pupuk. Setelah melihat fasilitas berharga yang rusak, bersaranlah kami agar kiranya kincir angin difungsikan lagi. Untuk pengolahan produk mangga afkir masih tersendat di dalam otak dan sedang ditinjau ulang. Semua rencana yang sudah ada dikerjakan sebisanya dulu dalam bentuk file. Ide “lebay lebah” yang kami canangkan sebagai berikut
a. Kelompok Fapet & FMIPA: membuat sketsa desain2, sanitasi dan manejemen sanitasi.
Kelompok Fateta: olahan mangga → dodol, ice cream, selai, manisan (kering/basah), sirup, tablet, tepung biji mangga dan pengolahan ayam.
b. Kelompok FKH: RPH mencakup sanitasi, pengolahan, limbah, dan GMP.
Kelompok FEM(A): HRD, kelembagaan, pengolahan dan distribusi.
c. Faperta & Fateta: penanganan limbah menjadi pupuk. Limbah mangga menjadi biopori dan pupuk organik. Limbah ternak dijaga sanitasinya dan penjemurannya, dapat juga sebagai pupuk cair.
Tanggal 17 pada bulan itu juga, tuaian dari hasil tunaian kami menganalisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah sebagai berikut:
 Fakultas Ekologi Manusia: Sebagian masyarakat ada yang sudah membuat dodol mangga, tapi kebanyakan dodol nangka. Ibu yang kreatif dan tidak malas jika diberi resep mau saja. Asinan dan manisan juga akan dibuat. Jaringan masyarakat kuat atau tidaknya tergantung kondisi, contoh: hajatan banyak. Harga jual pasar 1500-2000/kg. Keahlian terbatas untuk asinan san manisan. Skala distribusi masih sebatas usaha rumah tangga. Untuk QC (Quality Control), dikatakan jika beda tangan maka beda “rasa”. Solusi pemasaran adalah dengan koperasi dan pelatihan.

 Fakultas Teknik Pertanian: Lebih kepada konsep, bukan wawancara.
• Produk olahan: tahan lama, pembuatan perlu bahan kimia, produk dapat saja kalah saing merk dengan produk lama. Berpotensi untuk disukai masyarakat karena dapat jadi alternatif jajanan sehat.
• Pupuk: meningkatkan produksi pohon mangga. Tanah mencemari tempat produksi. Kegagalan pembuatan pupuk. Perlu pekerja yang berpengalaman. Pembuatan pupuk jangan neko-neko dulu (dalam hal teknologi). Kebutuhan teori dan rekomendasi sebagai referensi sangat penting. Ancaman gulma pada biopori dan tekstur tanah yang tidak menentu. Perlunya bor pelubang.
 Fakultas Kedokteran Hewan: Lokasi peternakan terpadu sudah cukup jauh dari pemukiman penduduk. Sumber air masih ditinjau ulang lagi. Konsep RPA masih bingung, apakah yang tradisional atau yang modern.
 Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Pada infrastruktur, akan ada pembangunan jalan. Produk agribisnis biasanya musiman.
 Fakultas Peternakan: Desain kandang sudah cukup baik, ditinjau dari jarak, material, lokasi, pembangunan, dan lain-lain sudah lumayan. Biaya menjadi kendala project ini.
Jenuh dan sedikit bosan dengan kerja yang itu-itu saja, rapat pun digelar. Akhirnya keluar beberapa program modifikasi dengan membentuk tim, yaitu: tim pengajar ngaji dan sekolah dengan koordinatornya: Fitrian (FKH). Tim pasca panen dengan koordinatornya Randy (FEM/AGB). Tim kebersihan desa dengan koordinatornya Maya (Fapet/IPTP) namun akhirnya mengundurkan diri dari Go Field. Tim penggunaan kompor sekam dengan koordinatornya Rizal (Fateta/TIN). Tim Fapet mengenai pilot project dengan koordinatornya Ribka, dari Fapet/IPTP juga. Serta tim pengolahan mangga dengan koordinatornya Anisa (Fateta/ITP). Setiap anggota wajib mengidentifikasi spesifikasi program kerja, memanajemen tim, jadwal, dan kebutuhan serta mencantumkan rekomendasi atau saran-saran. Deadline Rabu, implementasi Kamis.
Rabu, 22 Juli 2009, hasil identifikasi: Pengajaran: 1. Sekolah Dasar. Minta surat dari Kepala Desa, SK Go Field tidak berlaku karena hanya menyangkut perihal pilot project (padahal sebenarnya SK itu serbaguna). Kedatangan mahasiswa ternayata tidak diketahui oleh masyarakat desa sebelah, perlu PDKT pada aparatur desa. 2. Pengajian. SDA (sama dengan di atas). Lima kegiatan perlu direkap untuk legalisasi dalam satu surat keterangan. Kegiatan pengajaran belum bisa jalan karena SK belum keluar. Pasca panen: sudah oke. Paling dekat, besok sudah dapat dilakukan. Membantu pemanenan di jalan menuju kebun mangga. Mekanisme langsung saja ditanyakan sambil berjalan. Warga Tugu (lumayan jauh), ada yang mau, tapi dari kita harus ada pertimbangannya dahulu. Tidak mungkin juga setiap hari sesuai kebutuhan peminat, tapi harus sesuai orang yang tersedia. Untuk bantu2, seadanya saja karena tujuannya hanya untuk membaur dengan masyarakat, manfaatnya adalah mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Perlakuannya masih fleksibel.
Kebersihan: gotong-royong pernah dilakukan, minimal 1 tahun sekali. Sampah2 umumnya dibakar selain dibuang ke kali. Parit yang ada bertujuan untuk mengalirkan air dari satu kali ke kali lain untuk mengairi sawah. MCK umumnya lumayan baik, walaupun ada yang masih belum memiliki dan tidak memenuhi standar baku kesehatan. Kegiatan yang berlangsung di sekitar lingkungan rumah adalah: beternak (ayam, bebek, kelinci, domba, atau sapi). Untuk pengadaan aksi bersih perlu dibicarakan dengan tetua desa. Kompor sekam: pernah ada kompor briket, tapi tidak di follow up. Saran, ini sebagai program terakhir bersama-sama dengan aksi bersih/kebersihan. Dijalankan sebagai alternatif pamitan. Mendapat sambutan dari Kepala Desa, untuk rencana workshop dapat menggunakan balai desa. Masalah dana coba dibicaraan dengan LPPM untuk pengadaan minimal 2 buah kompor sekam. Jika ada workshop, waktu 1 minggu sebelum hari H. Sabtu desainnya datang. Pamong desa dipercaya sebagai trainer, mahasiswa tidak sebagai tuan rumah, tapi sebagai pendamping. Perlu adanya buku panduan. Sharing lebih banyak diperlukan dan perlu ada kerabat yang sudah merasakan prototype. Pilot project: sekarang ini fokus pada domba. Malam ini akan dilanjutkan pengerjaan desainnya. Mangga: masih sejauh mencari literatur dan dikerjakan dalam bentuk file.
Sesuai kesepakatan, implementasi menghasilkan point berikut saat dirapatkan: Fokus utama perlu di uji lagi apa yang sudah direncanakan. Keputusan bersama, perbaiki frekuensi kerja. IPB belum matang untuk mengirimkan kita (tapi cukup berani, karena siap tempur bukan siap pakai). Kepulangan leader dan beberapa teman menjadi kendala dan berpengaruh pada kinerja program terspesifikasi. Pertanggungjawaban apa yang telah dilakukan perlu dilaporkan. Semua kegiatan sudah berjalan, perlu evaluasi agar pengorganisasiannya lebih rapi. Untuk kompor sekam diendapkan dulu karena punya hak paten, so biar LPPM saja yang merekomendasikan. Solusi untuk kompor sekam dapat sebagai koboi atau perang posisi. Keempat program sebenarnya sudah bagus dan sama sekali tidak mengurangi fokus dan tepat untuk memperdayakan masyarakat. Final: kompor sekam dibicarakan lagi dengan LPPM, bahwa kita hendak menghubungi Bapak Irzamman, karena waktu sudah banyak penguluran. Program yang sudah pasti: mengajar sekolah, pengajian dan desain kandang, sedangkan yang belum: kompor sekam, aksi bersih, dan pasca panen. Sebagai catatan bagi kami, panen tinggal seminggu lagi.
Lagi-lagi rapat. Sangat benar, untuk melakukan komunikasi yang baik perlu interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena dalam konteks ini, kami berada pada ruang dan waktu yang sama, sehingga rapat yang kesekian pada tanggal 28 Juli 2009 menghasilkan banyak point penting. Sempat kecewa karena LPPM tidak jadi dating dengann alasan ada liputan dokumenter dari Metro TV, salah satu perusahaan televise swasta. Positif supervisi ke Indramayu pada hari Minggu, 2 Agustus 2009. Saran kepada para pengajar anak2: jangan terlalu gaul, harus tegas, jaga perkataan, ajar ilmu dan ajar nilai kehidupan. Kompor sekam dan kebersihan desa akan ditanyakan lagi ke kantor Kuwu. Selama lima belas hari ke depan akan disebarkan. Kemungkinan terburuk akan tidak jalan karena mesih belum ada kepastian, dan belum ada desain. Operasi bersih desa dari RT, 1 Agustus 2009. Pengadaan jam malam, pukul 22.00 WIB. Hari Minggu bebas, tapi sampai jam 00.00 WIB. Interaksi dengan warga di luar rumah. Soal kebersihan rumah/peralatan makan penting. Perlu ada sopan santun tamu/kerabat kita yang datang. Setiap orang berhak untuk mendapatkan fasilitas yang sama.
“Kenyamanan” dalam jam kerja. Tim pengajar yang pulang waktu makan siang tidak diantar. Setiap orang ke kebun kecuali sakit, mengajar sekolah dasar, dan ada urusan2 lain. Sukarelawan yang mengajar SD dan ngaji hari itu, tidak perlu ke kebun, namun bisa datang ke kebun saat mengantar makan siang. Perihal kerja saat di kebun. Sebenarnya bukan ada atau tidak ada kerja. Pekerjaan ada, asal mau bekerja. Rencana, 4 hari lagi akan ada ikan yang masuk dan 9 hari lagi kandang ayam unit I jadi.
Tanggal 29 Juli 2009, sosialisasi kebersihan berdasarkan usul Ketua RT lebih baik dilakukan hari Jumat sore, tetapi dirasa masih kurang efektif, jadi lebih baik hari Kamis dan hari Jumat setelah sholat Jumat. Untuk sosialisasi, dibagi menjadi 2 tim (untuk RT 9, Co: Ari dan RT 10, Co: Rizal). Tujuan pokok sekreatif tiap-tiap tim saja, yang penting mencakup: Kebersihan lingkungan rumah tangga, saluran pembuangan dan sanitasinya, dan penanganan sampah (lingkungan).
Ada informasi bahwa Pak RT sudah mengusulkan untuk membuat TPS masing-masing. Saran lain yang diusulkan oleh kaum intelektual muda ini adalah membuat tempat sampah organik/anorganik. Perlu pencarian literatur untuk teknis penanggulangan sampah di lingkungan rumah tangga dan desa. Keputusan final, Sabtu mulai aksi bersih dari jam 08.00 WIB, jangan sampai telat. Perlunya juklak agar lebih rapi atau semacam leaflet menjadi pertimbangan juga. Hal yang paling penting untuk dapat berinteraksi dalam suatu komunitas masyarakat yang kuat adalah menghindari segala bentuk benturan paradigma saat melakukan sosialisasi dengan masyarakat. Rapat internal preman kamar kembali membahas tujuan utama datang adalah mengembangkan ide/konsep untuk pilot project. Berusaha untuk menerapkan bidang/disiplin ilmu terhadap masyarakat. Hambatan dana dan kejenuhan di kebun harus bisa diatasi bersama. Waktu kerja 08.00-16.00 sudah menjadi kesepakatan, sekreatifnya sajalah di kebun. Nama baik harus kita jaga, sebab kalau kita kerja, nilai plus dari masyarakat itu ada. Selama lima belas hari ke depan melakukan pekerjaan “tukang” dan mempelajari pohon mangga. Waktu keberangkatan ke kebun agar lebih tepat lagi.
Tanggal 31 Juli 2009 kami melakukan briefing tentang sosialisasi (saya tidak ikut, karena mengurus leaflet). Evaluasinya sendiri bahwa leaflet telah dibagikan pada tiap rumah sesuai bagian/tugas/kelompok. Kesiapan untuk diadakannya demo cuci tangan pada anak sekolah harus lebih matang lagi. Apa yang menjadi great will kami mengenai kompor sekam akhirnya menunjukkan sinarnya juga, kompor sekam datang tanggal 10 Agustus. Tanggal 10-12 Agustus sosialisasi tanggap flu burung. Untuk persiapan, besok kumpul jam 07.00 WIB di depan rumah Bu’ Dar dengan warga untuk briefing. Teknis dan pembagian kerja dibagi oleh Pak RT. Lokasi operasi bersih (Opsi) dilakukan di sekolah, madrasah, dan selokan (3 tim). Setiap sisa leaflet yang lalu akan dibagikan lagi nanti saat kebersihan dilakukan. Perealatan kebersihan untuk di sekolah agar diusahakan oleh siswa/i. penggalangan dana untuk empatisasi ke Nenek Ibu Dar dikumpulkan ke Dewi C.
Memasuki tanggal tiga bulan yang baru setelah bulan Juli 2009, kami mengadakan rapat kepulangan beberapa teman dari FKH (mengundurkan diri) dan beberapa teman yang izin dengan urusan akademik. Menuju hari kesebelas, waktu di mana kami semuanya telah lengkap sejak kepulangan teman-teman yang memiliki urusan, mengadakan pertemuan lagi. Penyebaran poster himbauan yang didapat dari teman-teman yang pulang sekitar 150 lembar. Penyebaran poster sudah diizinkan, beberapa orang ke kebun (setengah hari), sisanya jam 09.00 WIB ke SD untuk sosialisasi dan pembagian poster. Yang perlu disampaikan adalah isi poster, hal apa yang akan diperbuat/tindak lanjut siswa/i setelah poster itu dibagi, dan mengingatkan akan adanya sosialisasi kompor sekam. Sosialisasi kompor sekam dimulai pukul 14.00 WIB. Hari Rabu di desa Rancasari, dan hari Kamis di RT 9/10. Kompor sekam sebagai alternatif, bukan solusi. 4 kompor yang didapat rencananya 2 akan dijadikan percontohan bagi masyarakat desa dan RT, masing-masing 1 buah. Rencananya akan diadakan undian setelah sebelumnya konfirmasi perihal yang penting mengenai orang yang pantas. 1 ditinggalkan di kantor kepala desa sebagai master, dan 1 laginya dibuat di kebun.
Mengenai peternakan/perkandangan telah selesai, yang belum selesai adalah pabrik pakan serta formulasi ransum, namun telah dibicarakan dan diberi usulan2/masukan untuk kedua hal itu. Pengolahan limbah sudah ok. Penanganan pasca panen dan pengolahan mangga dengan prioritas objek sasaran pasca panen adalah kebun, sedangkan pengolahan mangga adalah masyarakat. Rencana dua hari ke depan, misalnya: Farewell Party, Indramayu Fair (IF), dan membesuk Pak “Bekel”, bakar ayam dan menginap di kebun menjadi pilihan. Tim sosialisasi poster mengurus lomba-lomba untuk hari Rabu. Agenda keesokan hari yaitu, ke SD, sosialisasi kompor sekam, dan mengadakan lomba untuk anak2.
Sambil berpacu dengan waktu kami berusaha untuk merealisasikannya. Kesemua program bagus dan sama sekali tidak mengurangi fokus serta tepat untuk memperdayakan masyarakat. Waktu yang hanya cukup mengambil kesempatan menapak langkah ke daerah baru juga sangat disyukuri., di sana-sini, foto-foto yang baru dapat dicuci dan dipilih bila sudah pulang. Ada jangka waktu. Tibalah waktunya tanggal 14 Agustus 2009, tanggal di mana hari itu merupakan malam terakhir bagi kami untuk lepas dari semuanya. Namun harapan kami pada hari itu, malam bukanlah pertanda sebagai waktu untuk mengakhiri silaturahmi kami. Malam perpisahan kami lakukan dengan sharing-sharing dan menonton kaleidoskop anak-anak Go Field. Terjadi tangisan dan tawa membahana.
Waktu satu bulan satu hari berlalu begitu cepat. Tanggal yang menentukan kepulangan kami, 15 Agustus 2009 telah tiba. Go home, bukan Go field lagi…. 
Puas dengan pengalaman, kami akhirnya kembali ke Bogor, dan menceriterakan dengan bangga perihal koleksi cerita yang kami miliki masing-masing. Setelah sedia kala, lelah dan sedih membuat aku belum dapat mengagendakan diri dengan sederet tugas yang harus aku kerjakan. Pulang kembali “sedih”, karena kuliah semester berikutnya menanti. 
Thanks Lord for everything….
You’ve blessed us, we will bless You. Go field mean go forth,, Viva IPB !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar