S a S

| You have been good to me | You have been gracious | You have been faithful | I have been given so much I can't even | Still I believe there is more | I open my hands to receive all that Your love has in store | Father, I know there is more | Power to heal and restore | Miracles wonders blessings unnumbered | Love never-ending | Love overflowing | You are bestowing, day after day after day |
♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥ ♥ ♥ ♫ ♪ ♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ • * ¨ * • ♥♫ ♪ ♥ ♥♪ ♫ † L♥ve Inside † ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫ ♪ ♫ ♥ ♥ ♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫♥ • * ¨ * • ♫ ♪ ♥ ♥ ♪ ♫

Selasa, 24 Maret 2009

Mengasihi Di Saat yang Tepat

Robertson MC Quilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai Rektor di Universitas Internasional Columbia dengan alasan ingin merawat istrinya, Muriel, yang sakit Alzheimer, yaitu gangguan fungsi otak.

Muriel sudah seperti bayi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan, mandi dan buang air pun ia harus dibantu. Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dengan tangannya sendiri, karena Muriel adalah wanita yang sangat istimewa baginya.

Namun pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel dan di luar kesadaran Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri, maka Robertson tiba-tiba kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna menghentikannya.

Setelah itu Robertson menyesal dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya saya memukulnya, walaupun tidak keras, tetapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami menikah, saya belum pernah memukulnya karena marah, namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan,"

Lalu tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, Robertson dan Muriel, memasuki hari istimewa karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson melamar Muriel. Dan pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel dan pada malam harinya menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Tuhan Yesus yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu. Amin!"

Pagi harinya, ketika Robetson berolah-raga dengan menggunakan sepeda statisnya, Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel yang tidak pernah berbicara memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening, "Sayangku…. sayangku…", Robertson melompat dari sepedanya dan segera memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu.

"Sayangku, kau benar-benar mencintaiku bukan?" tanya Muriel.

Setelah melihat anggukan dan senyum di wajah Robetson, Muriel berbisik, "Aku bahagia!" Dan ternyata itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.

Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang sudah memberi arti dalam hidup kita adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau istri yang sudah tak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia. Mengurus ayah/ibu atau mertua adalah tugas seorang anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau nenek yang sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu. Jangan abaikan mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Peliharalah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih.

renungan-harian-kita@yahoogroups.com

Kamis, 19 Maret 2009



LUV U GOD

Selamat jalan B'Harry...


Ada waktu untuk tertawa dan ada waktu untuk menangis...

Ya...untuk segala sesuatunya ada waktunya. Semua orang akan kembali padaNya, Dialah yang empunya aku, kamu, dan dia...

Mungkin kita sering berkata..."Sudahlah...ini sudah kehendakNya. Sabar ya, pasti ada rencana Tuhan di balik semua ini... Dia sudah tenang di sana bersama Bapa..."

Tapi, apakah dengan mengatakan hal seperti ini semua orang akan langsung lega???
Ya...sesaat saja...

Aku terpukul saat mengetahui seorang saudara seimanku telah meninggalkan kami. Sosok yang pendiam itu, memiliki sesuatu, sesuatu yang menyesak hatiku...
Entah kenapa aku sangat kehilangan, padahal orang ini tidak aku kenal sebelumnya dan samasekali belum pernah aku temui.

Aku merasa inilah yang dinamakan kesempatan....

Kesempatan untuk melihat betapa kuasanya Tuhan itu...
Kesempatan untuk mengetahui betapa fananya hidup ini...
Kesempatan untuk mengingat kembali orang yang kita abaikan...
Kesempatan untuk berdoa bagi orang terkasih kita...
Kesempatan untuk berusaha menjadi berkat bagi banyak orang... dan
Kesempatan untuk mengucap syukur selagi kita ada...

Sungguh, dalam satu peristiwa ini aku banyak belajar tentang kesempatan...

"Kehilangan orang yang sangat kita cintai memang menyakitkan.. Tapi, 'kan lebih menyakitkan lagi jika kita kehilangan Dia. Satu yg kupercaya, Dia 'kan selalu ada bagiku dan aku senantiasa bersama-sama denganNya. I Love You Jesus..."

Jumat, 06 Maret 2009





Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi,
Segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya,
Rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia,
Teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu,
Ingatlah untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ialah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh/kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincang dengannya.
Karena jika bukan karena dia,
Hari ini engkau tak akan memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, Bukankah kamu berharap ia bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk
menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Bersyukurlah senantiasa....

All blessings