02.34 a.m.
Saat seorang pendosa berdoa kepada Pribadi Kudus
Ke manakah aku akan pergi menjauhiMu??
Ke manakah aku akan lari menghindar dariMu??
Sesungguhnya aku kembali datang dan menjadikanMu
pengungsianku....
Hanya sesaat saja aku bisa merasakan arti cita dalam
kesukaan
Namun Engkau telah membuatku merasakan cita dalam kedukaan
Berikanlah kekuatan kepada kami yang lemah dan menaruh
pengharapan kepada Tuhan
Kamipun ingin merasakan arti keluarga yang seutuhnya
Terkadang ya Tuhan, aku menyesali kelahiranku
Aku menyesal bisa melihat matahari
Bahkan aku menyesal atas kehadiranku yang tak bisa berbuat
apa-apa
Masih layakkah aku berdiri di hadapanMu?
Ampuni aku jika bertanya demikian rupa.
Masih adakah waktu bagiku untuk berdiam diri di kakiMu?
Maafkanlah aku....
Ya, inilah yang kuingini.
Englau lebih mengenal diriku, lebih dari aku mengenalnya.
Lelah...
Lelah yang kurasakan...
Apa yang kuharapkan, ternyata itu yang kuingini.
Tidak begitu penting sebenarnya bagiku
Karena Engkau tahu apa yang kuperlu
Sesungguhnya Engkau telah hadir dalam hidupku
Terlalu banyak misteri yang Engkau beri dan aku tak pernah
mengerti
Aku pun terlalu berharap bisa memahami rencanaMu dalam hati
Kini, di tengah gelapnya hari ini
Aku bersimpuh di duli hariratMu
Berharap rupa hinaku tak mengotori kesucianMu
Namun aku bisa melihat kemulianMu terpancar utuh bagiku.
Terangkanlah hatiku yang redup (ya Bapa)
Usaplah linangan yang tidak usai mengahmpiriku
Sudahilah pengembaraanku yang tak mendapati tempat di dunia
ini
Terimalah aku di sisiMu
Aku memohon satu pinta kepada Engkau
Terima kasih ya Abba
Debu ini undur diri di hadapanMu
Hanya Engkau yang kuharap akan mengerti perkara ini
Dengan sangat rindu dan senantiasa melabuhkan jangkar
harapku padaMu
Aku telah menjadi tanah di tangan Penjunanku
(every sickness has
its healing)
(every doubt has its
ends)
(every weakness has
its strength)
*and every people has
their home where they’re belong
September 16th,
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar