05.38 p.m.
Menurut KBBI, definisi sempurna
adalah:
1 utuh dan
lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela)
2 lengkap;
komplet
3 selesai
dng sebaik-baiknya; teratur dng sangat baiknya
4 baik sekali; terbaik
Menurut THESAURUS,
definisi sempurna adalah
1 afdal,
akmal, cukup, genap, jangkap, kafi, kamal, kamil, komplet, lengkap, paripurna,
sidi, tamam, utuh, ideal, perfek, prima, transenden, utama
2 beres, selesai, tuntas;
Menurut Kamus Seasite, definisi
sempurna adalah tidak cacat; utuh; lengkap; komplit.
Itu jugalah definisi sempurna
yang kuketahui dan kuyakini...
Aku menyadari setelah sekian
lama hidup di dalam pembelajaran dan kenyataan, selaiknya di sekolah ada teori,
maka ada pula praktik, HIDUPku ini sungguhlah suatu kesempurnaan.
Dulu aku menganggap bahwa apa
yang kujumpai tidak pernah menyandang gelar sempurna.
Yang sempurna hanyalah TUHAN. Demikian.
Tidak ada yang salah. Nyata
benar bahwa Dia sempurna adanya.
Namun kini, mataku telah terbuka
dengan sebuah pengertian yang baru, bahwa setiap yang kujumpai memiliki
kesempurnaannya sendiri.
Suatu keluarga dengan tanpa ibu
atau ayah atau kakak atau adik, bukanlah suatu kesempurnaan.
Hidup dalam kekurangan pun bukan
kesempurnaan.
Tinggal dengan harus “menumpang”
di rumah keluarga yang lain tak dapat dikatakan sempurna.
Memiliki nilai indeks prestasi
kurang dari 4 juga tidak sempurna.
Banyak hal-hal yang senantiasa
kujumpai dan kusematkan dengan kata “tidak sempurna”.
Ada sesuatu yang selama ini
menghalangi pandanganku dari sebuah kata sempurna yang dimiliki oleh apa yang
aku alami sendiri.
Bukan dengan mata, tapi dengan
hati pula seharusnya aku melihat.
Kenapa aku harus iri, kenapa aku
harus marah, dan kenapa aku harus tak mengakui bahwa banyak peristiwa dan
hal-hal tertentu bukanlah kepunyaanku?!
Aku harusnya berpikir bahwa
tidak semua peristiwa dan hal-hal tertentu yang kualami, mereka juga alami.
Kenapa mereka harus iri, marah atau tak mengakui?!
Di sanalah letak kesempurnaan
itu. Dia begitu sempurna memilihku untuk tidak hidup dengan “kesempurnaan”
(yang kukenal dulu). Menetapkanku untuk tidak pernah melihat ibu kandungku
hingga aku mungkin usia 30. Menempatkanku di tengah-tengah tempat yang terasa
asing bagiku. Membiarkanku mengalami jatuh cinta pada pria yang tak pernah
mencintaiku. Melepaskan seluruh dambaanku akan kasih sayang ibu. Menahan hasrat
akan cita-cita besarku.
Semuanya digantikan, digantikan
dengan sesuatu yang tak dinyana olehku.
Dia begitu sempurna memilihku
mengenalMu. Dan sangat paripurna apa yang telah dikerjakan bagiku. Memiliki Dia
saja sempurna bagiku. Dengan seluruh cinta, cipta, rasa, karsa aku bisa
menjalani hidup bersama siapa saja, memiliki apa saja, melepaskan apapun,
meninggalkan sesuatu, dan mengalami semua yang Dia kehendaki bagiku.
Betapa sempurnanya aku di saat
aku ketahui bahwa tanpa ibu pun aku mendapat kasih sayang (mungkin) dari 2
paman dan atau 3 bibi sekaligus. Sangat sederhana, namun butuh waktu yang lama
bagiku untuk memahami dan menyadari kedalaman pekerjaanNya.
Yang kumaksud disini adalah PEKRJAAN-NYA
yang telah dan akan dilakukan bagiku dan bagimu.
Sebenarnya masih banyak hal yang
tidak sempurna.
Bapa itu sempurna dan kita
diminta HARUS sempurna sepertiNya. Sulit, tapi Dia bilang harus!!!
Jika kita hendak sempurna, Dia
menyuruh kita menjual segala milik kita dan MEMBERIkan kepada orang miskin,
dengan demikian beroleh harta di sorga. Tak gampang melakukannya dengan sifat
kemanusiaan kita yang terbatas ini.
Sebuah kesempurnaan bisa berubah
menjadi ketidaksempurnaan jika dan hanya jika aku tidak memiliki KASIH. Bahkan
aku tak akan menjadi berguna.
Segala pengetahuan dan nubuat
yang ada padaku tidaklah sempurna. Hal inilah yang sedang terjadi, bahwa aku
terlambat menyadari tentang “kesempurnaan” itu sendiri. Bahkan nubuat (visi)
yang kubuat tidak rampung. Sudah barang tentu rumpang. Tidak sempurna.
Pengenalanku akan Pribadi yang
sempurna belumlah sempurna. Aku tidak khawatir akan hal ini karena NANTI aku
akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
Ketaatanku belum sempurna.
Sangat jelas aku rasa.
Aku sendiri masih didoakan
supaya aku menjadi sempurna.
Diriku belum sempurna. Aku
diminta untuk mengusahakannya.
Ketekunanku pun demikian.
Bahkan dikatakan tidak satupun
dari pekerjaanku yang didapatiNya sempurna di hadapanNya.
Jika ditelisik lebih dalam,
pekerjaanNya lah yang sempurna dan pekerjaanku yang tidak sempurna. Tidak boleh
lagi ada bantahan. Titik. Final.
Dengan kesempurnaan jalan-Nya
dan kemurnian janji-Nya aku telah memperoleh apa yang dikatakan bahwa “Tetapi
jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap (1 Kor 13:10)”
Amin.
March 19th, 2015